Menjelang malam, perangkap Badang sudah mulai terisi oleh ikan. Tibatiba datang sesosok makhluk besar, bermata merah, bertaring panjang, berambut serta berjanggut panjang. Makhluk itulah yang rupanya memakan ikan dalam perangkap bambu Badang. Badang memberanikan diri untuk keluar, menerkam, dan menangkap janggut makhluk tersebut. Mereka pun berkelahi, sampai akhirnya makhluk seram itu mengaku kalah. Ia minta dilepaskan, namun Badang tidak membiarkannya pergi. Lalu, makhluk itu memohon “Kalau tuan melepaskan hamba, maka hamba akan berikan apa saja yang tuan minta,” katanya. Badang pun berpikir, maka ia mengajukan permintaannya. “Baiklah! Aku ingin menjadi seorang yang kuat, gagah, dan perkasa,” kata Badang.
“Kalau tuan ingin menjadi seorang yang perkasa, tuan harus makan sisasisa tulang ikan yang aku makan,” kata makhluk tersebut. Tanpa berpikir panjang, Badang pun makan sisa-sisa tulang ikan yang terserak dekat perangkapnya. Lalu, ia menguji kekuatannya dengan mencoba mencabut sebatang pohon besar. Ternyata berhasil! Ia bahkan bisa mencabut batang pohon tersebut dari tanah, hanya dengan satu tangan. Badang sangat gembira. Ia mengucapkan terima kasih kepada makhluk tersebut. Dalam sekejap, makhluk menyeramkan itu berubah menjadi sosok kakek tua berjangkut putih. “Aku bukanlah makhluk seram seperti yang kau bayangkan. Aku datang untuk menolongmu. Kamu seorang yang baik dan jujur,” kata kakek bijak itu sebelum pergi meninggalkan Badang.
Malam itu, Badang menebas hutan hingga bersih, lalu ia pun pulang. Majikannya heran ketika keesokan hari Badang tidak lagi pergi ke hutan. Ketika Badang memberitahu bahwa pekerjaannya telah selesai, tuannya tidak percaya. Orang Kaya Nira Sura pun memeriksa sendiri ke bukit. Betapa heran ia menemukan bahwa hutan di bukit sudah habis terbabat.
Kagum dengan keperkasaan Badang, maka Orang Kaya Nira Sura membebaskan Badang sebagai hambanya dan mempersembahkannya kepada Raja Temasik. Di Istana, Badang juga melakukan perbuatan perkasa yang mengagumkan. Ketika ia hendak mengambil buah yang diminta oleh permaisuri raja di atas sebuah pohon, dahan yang dipijaknya patah. Badang jatuh menimpa sebuah batu. Batu terbelah dua, namun Badang tidak cedera! Permaisuri melaporkan kejadian tersebut pada Sang Baginda. Sang baginda kagum dan heran. Kekuatan Badang tersebar luas di segala penjuru Temasik, dan sampai juga ke Benua Keling. Mendengar kabar tersebut, Maharaja Keling datang ke Temasik membawa pahlawan kuat dari negaranya, yang bergelar Pahlawan Gagah Perkasa. Ia menawarkan pahlawannya untuk beradu kuat dengan Badang.