Bersama dengan teman sebangkumu, carilah sebuah cerita pendek anak di surat kabar atau majalah. Salin atau potong cerita pendek tersebut. Tempelkan cerita pendek tersebut pada sebuah karton ukuran A3. Bacalah dengan saksama cerita tersebut. Lalu, gambarkanlah tokoh utama, satu tokoh tambahan, dan tempat dalam cerita tersebut. Tuliskan juga jalan cerita dari cerpen tersebut. Ceritakanlah cerpen temuanmu di depan kelas dengan percaya diri.
Jawaban:
Anak Kecil dan Penjual Tahu
“Bu, Amir berangkat ke sekolah dulu ya!” pamit seorang anak laki-laki berumur 10 tahun yang sudah mengenakan seragam SD yang terlihat usang. Bu Bagio, Ibunda Amir, menjawab, ”Iya, Mir. Hati-hati di jalan. Ini uang sakumu, Nak.” Amir menerima uang saku sebesar seribu rupiah dari ibunya.
Walaupun hidupnya susah, Amir selalu terlihat riang dan ceria. Seperti pagi itu, ia berangkat ke sekolah dengan langkah yang riang. Sekitar 100 meter dari sekolahnya, ia melihat seorang bapak tua yang menuntun sepedanya.
Sepeda bapak itu berisi wadah yang berisi tahu. Nampaknya, ban sepeda bapak itu kempis.
“Pak, ada yang bisa kubantu?” tanya Amir ketika menghampiri bapak itu.
“Ini, Nak. Ban saya kempis. Jualan saya belum laku, saya tidak punya uang untuk mengisi angin di tempat tambal ban,” jawab si bapak.
Amir langsung menawarkan bantuannya untuk menuntun sepeda itu ke tukang tambal ban di dekat sekolahnya. Kebetulan pemilik tambal ban itu sudah kenal dengan Amir. Ia bahkan mau mengisi angin ban sepeda penjual tahu itu secara cuma-cuma.
Penjual tahu yang bernama Pak Imron itu mengucapkan terima kasih berkali-kali. Amir senang Pak Imron bisa kembali menggunakan sepeda itu untuk berdagang.
Keesokan harinya, Pak Imron sengaja menunggu Amir di depan gerbang sekolah. Ketika Amir datang, Pak Imron memberikan beberapa buku cerita pendek anak yang sudah usang. Amir menerima buku itu dan mengucapkan terima kasih.
Dua hari setelah Amir menerima buku cerita dari Pak Imron, gurunya mengumumkan bahwa esok semua murid harus membawa sebuah buku cerita anak-anak. Di saat Amir kebingungan, tiba-tiba ia teringat dengan buku cerita yang diberikan oleh Pak Imron.
Sesampainya di rumah, ia menemukan buku cerita dari Pak Imron itu di bawah tempat tidurnya. Amir langsung menceritakan kejadian ini pada ibunya. Mulai dari pertemuannya dengan Pak Imron, hadiah kecil dari penjual tahu yang tua itu, sampai tugas dari gurunya.
Bu Bagio pun menjawab, “Tidak ada yang serba kebetulan, Mir. Semua sudah diatur oleh Allah, Nak. Barang siapa yang menanam kebaikan, maka ia akan menuai kebaikan pula. Buku yang tampaknya tidak berharga bagimu, kini menjadi sangat berharga untukmu, bukan?”