“Ya itu makan malamnya, Ri!”
“Ini kan bubur untuk Salsa, Bu.”
“Adik sudah makan. Tinggal kita yang belum. Makan sekarang, yuk!”
“Loh, Riri tidak mau makan bubur, Bu. Riri sudah besar!”
Ibu tersenyum. “Kan Riri sendiri yang bilang kalau Ibu harus adil dan tidak boleh pilih kasih. Semua harus sama. Jadi mulai sekarang, makanan kita juga harus sama.”
“Ih, Ibu..” Ibu tertawa.
“Adil bukan berarti harus sama kan Ri. Adil itu menempatkan sesuatu sesuai dengan hak dan kebutuhannya. Ibu belikan adik mainan karena anak seusianya perlu aktivitas yang merangsang otak dan gerak anggota tubuh. Sedangkan buku bacaan bagus buat menambah wawasan Riri sebagai siswa kelas enam.”
Riri tertegun. Ia kini paham. “Iya, Bu.”
“Bagaimana? Masih ingin disamakan dengan adik? Makan bubur, yuk.” goda Ibu.
“Tidak, Bu.“ Riri menggeleng kuat-kuat.
Ibu yang sedang mengeluarkan sayur sop dan dan ayam goreng dari lemari makan tertawa mendengarnya. Mulai sekarang, Riri bertekad membuang jauh-jauh rasa iri dari hatinya. Seusai makan malam, Riri segera mencium kening adiknya yang telah pulas, sebagai permintaan maaf.
“Maafkan Kakak, ya adikku,” gumam Riri.
Disadur dari Nusantara Bertutur Kompas Minggu, 23 Juli 2017
Kunci Jawaban Tema 9 Kelas 6 Halaman 212 213
Ayo Menulis
Setelah membaca cerita di atas, lakukanlah kegiatan berikut.
Jelaskanlah tokoh utama dan wataknya menurut cerita di atas dalam sebuah paragraf dengan menggambarkannya pada awal cerita dan pada akhir cerita menggunakan kotak berikut. Jelaskanlah perubahan yang terjadi pada tokoh utama pada cerita di atas.
Jawaban:
Tokoh utama pada awal cerita:
Pada awal cerita Riri merasa sebal dengan ibunya. Menurut Riri ibu bertindak dengan tidak adil terhadap dirinya. Riri merasa ibunya lebih sayang dan perhatian terhadap adiknya daripada terhadap Riri. Sehingga Riri mempunyai sifat selalu iri dengan adiknya.
Tokoh utama pada akhir cerita:
Pada akhir cerita Riri sadar akan kesalahannya, setelah mengetahui makna sebenarnya dari keadilan. Riri kemudian meminta maaf kepada ibu dan adiknya. Riri sudah menghilangkan sifat iri di hatinya.
Pernahkah kamu menjumpai seseorang yang memiliki watak yang mirip dengan watak tokoh utama tersebut? Jika ada, ceritakanlah.
Jawaban:
Ada. Saya sendiri. Dahulu saya suka iri dengan kakak yang selalu mendapat uang saku sekolah lebih banyak daripada saya sendiri. Namun setelah ayah menjelaskan kalau kakak mendapat uang saku sekolah lebih banyak, karena untuk biaya transport ke sekolah. Kakak ke sekolah selalu naik angkutan umum. Sekolah kakak lebih jauh dari sekolah saya, dan saya ke sekolah selalu diantar ayah atau ibu. Setelah mengerti saya meminta maaf kepada ayah, ibu dan kakak.