HALO BELAJAR – Kunci jawaban Tema 8 Kelas 6 SD/MI di bawah ini diharapkan dapat membantu orang tua dan guru dalam mengoreksi jawaban siswa.
Tema 8 berjudul Bumiku. Subtema 4 Aku Cinta Membaca, Bacaan 1 dimulai dari halaman 129 sampai 130.
Pada Bacaan 1 ini, materi yang dibahas antara lain ‘Burung Tempua dan Burung Puyuh’. Materi merujuk pada Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2018.
Berikut penjabaran kunci jawaban Tema 8, Subtema 4, Bacaan 1 untuk adik-adik Kelas 6 SD/MI.
Baca juga:Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 131 dan 132, Aku Cinta Membaca, Cindelaras
Baca juga:Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 125 126 127, Subtema 3 Pembelajaran 6
Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 129 dan 130
1. Bacalah cerita rakyat dari Riau yang berjudul “Burung Tempua dan Burung Puyuh”. Kemudian, isilah ulasan ceritanya di format yang telah disediakan!
Burung Tempua dan Burung Puyuh
Riau
Burung Tempua dan Burung Puyuh adalah sepasang sahabat. Selama ini, mereka selalu hidup rukun. Namun, suatu saat, mereka sedikit berselisih. Masing-masing menyatakan memiliki sarang yang paling bagus dan nyaman.
”Tentu saja sarangku yang lebih hebat. Aku membuatnya selama bermingguminggu dengan cara menjalin rumput kering dan alang-alang. Sarangku amat kuat!” Tempua memulai pembicaraan.
Puyuh tergelak. “Untuk apa menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk membuat sarang? Lihatlah sarangku. Aku bahkan tak perlu membuatnya.”
Puyuh menunjukan sarangnya, pohon tumbang yang dijadikan Puyuh sebagai tempat berlindung. Tempua mencibir.
”Itu bukan sarang. Lagi pula, jika hanya seperti itu, musuh mudah menangkapmu.”
Puyuh menggeleng. “Tidak, mereka tak tahu keberadaanku. Aku akan sering berpindah serang.”
Tempua terdiam sejenak. Dia merasa bahwa sarangnya masih jauh lebih baik daripada sarang Puyuh. Untuk membuktikannya, dia mengajak Puyuh menginap di sarangnya. Dia yakin, Puyuh akan mengakui bahwa sarangnya jauh lebih baik.
Puyuh setuju dan mengikuti Tempua pulang. Saat menuju ke sarang Tempua, Puyuh cukup kelelahan. Maklum saja, selama ini, dia tak perlu terbang tinggi untuk kembali ke sarangnya sendiri.
Tak lama kemudian, mereka berdua tidur. Namun, Puyuh gelisah, dia kehausan. Dia lalu membangunkan Tempua untuk meminta minum. Namun, Tempua tak punya air.
Puyuh tak mungkin terbang keluar untuk mencari air. Suasana di luar gelap gulita, lagi pula sarang itu tinggi sekali. Akhirnya, Puyuh tidur sambil menahan haus.
Beberapa saat kemudian, ada angin kencang bertiup. Pohon tempat sarang Tempua bergoyang-goyang hebat. Puyuh ketakutan.