Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 114 115 117 118 119, Subtema 3 Pembelajaran 4

Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 114 115 117 118 119, Subtema 3 Pembelajaran 4
Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 114 115 117 118 119, Subtema 3 Pembelajaran 4

Perkonomian Philipina:
Filipina adalah negara agraris. Sekitar 45 persen wilayah darat negara Filipina dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Sebagian besar penduduk Filipina bermata pencaharian sebagai petani. Hasil pertanian utama, antara lain pisang, jeruk, kelapa, kopi, tembakau, dan tebu. Tanaman pangan utama adalah padi dan jagung. Hasil ternak utama adalah sapi perah. Hasil tambangnya terutama emas, perak dan tembaga. Hasil industri utamanya adalah tekstil, kertas, dan gula.

Keadaan geografis Filipina hampir sama dengan keadaan geografis Indonesia. Hasil perkebunan dan pertaniannya pun hampir sama. Petani adalah mata pencaharian yang ditemukan di Filipina dan Indonesia. Banyak sekali petani yang sukses dan berhasil. Ayo, kita baca kisah salah satu petani di Indonesia yang berhasil.

Ayo Membaca

Bacaan Lainnya

Bacalah teks bacaan di bawah ini!

Kisah Petani Cabai Sukses, Untungnya Menggiurkan

Jawa Pos.com – Pensiun dari pekerjaan sebagai aparatur sipil Negara (ASN) tak membuat Imam Kusno berhenti berusaha untuk hidupnya. Pria yang sebelumnya berstatus guru ini justru sukses bertani cabai. Hasilnya bahkan melebihi penghasilan tetapnya tiap bulan. Berikut kisahnya.

Sudah 4 tahun ini Imam bergelut dengan tanaman cabai lokal. Dia menanam komoditas yang kini harganya selangit itu di atas tanah seluas sekitar 1 hektare di Desa Natai Raya, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah.

Dalam satu tahun, Imam mengaku bisa meraih untung hingga Rp 100.000.000,00 dengan masa dua kali panen. Itu dilakoninya sendiri tanpa dibantu petani lainnya. Harga cabai yang kian mahal membuat penghasilannya bertambah. Harga cabai saat ini sekitar Rp150.000,00 per kilogram.

”Yang kita tanam ini hanya seperempat hektare, sekitar lima batang saja. Kalau pakai tenaga sendiri hanya Rp3.000,00 per batang biaya perawatan hingga masa panen,” ujar Imam, Senin (20/2) saat dikunjungi di kebun cabai miliknya.

Menurut Imam, bertani cabai seperti merawat bayi. Harus tekun dan tidak boleh dibiarkan begitu saja. Ketika dipanen, para pedagang yang datang mengambil cabai ke rumahnya. Dia menjual sebesar Rp125.000,00 per kilogram.

”Tergantung kualitas bibitnya, biasanya harga normal dulu sebelum naik Rp20.000,00 hingga Rp40.000,00 per kilogramnya,” ujarnya.

Imam menuturkan, penyebab harga cabai naik di pasaran adalah cuaca yang tidak menentu. Hal itu menyebabkan beberapa penyakit cabai, seperti jamur, hama, dan lainnya mudah menyerang. Hal yang ditakutkan petani cabai adalah apabila hujan siang hari karena jamur akan bermunculan. Karena itu, setelah hujan, tanaman cabai harus disemprot.

Pos terkait