HALO BELAJAR – Perhatikanlah pembahasan kunci jawaban Tema 4, Aku Cinta Membaca, Pertemuan 5 untuk Kelas 6 SD/MI berikut.
Tema 4 yaitu Globalisasi. Pertemuan 5 dimulai dari halaman 146 dan 147.
Buku guru dan siswa yang digunakan adalah Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2018. Materi yang dibahas yaitu ‘Dr. Eka Julianta, Dokter Hebat, Tak Kenal Putus Asa’.
Nah, supaya dapat memahami materi dengan baik, adik-adik dapat menjadikan pembahasan kunci jawaban ini sebagai pedoman proyek. Begitupun untuk orang tua siswa dan guru. Kunci jawaban ini dapat berguna bagi orang tua dan guru untuk mengoreksi jawaban siswa.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 6 Halaman 148 dan 149, Subtema 4: Menghemat Kertas, Mencintai Pepohonan
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 4 Kelas 6 Halaman 143 144 145, Subtema 4: Aku Cinta Membaca, Cinta yang Membawa Sepatu Mendunia
Dr. Eka Julianta: Dokter Hebat, Tak Kenal Putus Asa
Gugup tak terkira, ketika menghadapi batang otak manusia yang masih bernyawa. Ketika itu, 20 Februari 2001, Dr. Eka Julianta Wahjoepramono menghadapi sebuah operasi besar, untuk mengangkat tumor sebesar anggur yang menghuni batang otak pasiennya. Ini pengalaman pertamanya sejak lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Operasi itu berlangsung selama empat jam! Sepertinya sebentar, namun bagi Eka, terasa bagai bertahun-tahun dalam kamar operasi.
Setelah itu, pemilik nama kecil Tjio Tjai Kian disebut-sebut sebagai salah seorang pakar bedah saraf. Namanya tak hanya terkenal di dalam negeri, tetapi juga di kalangan medis internasional. Beberapa perguruan tinggi terkenal di dunia, seperti Universitas Harvard, Amerika Serikat; Universitas Toronto, Kanada;serta Universitas Melbourne, Australia mengundangnya untuk memberi kuliah kepada para mahasiswa kedokteran di sana tentang bedah saraf. Disebut-sebutnya Eka sebagai Visiting Professor di sana.
Eka pun dinilai sebagai dokter yang luar biasa oleh Presiden Federasi Bedah Saraf Dunia, Edward R. Laws, karena keahliannya membedah batang otak. Selama ini, operasi ini dianggap berisiko sangat besar, karena mengancam nyawa. Eka berhasil melakukannya. Pasiennya masih hidup sehat bernyawa hingga saat ini. Hingga kini ribuan pasien sudah ditanganinya, tak terkira berapa banyak keluarga yang berterima kasih atas jasanya.
Dr. Eka tidak melalui jalan yang mudah untuk sampai di posisinya saat ini. Tertatih-tatih ia mencoba masuk di beberapa perguruan tinggi jurusan kedokteran pada masanya. Kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya membuatnya harus berjuang untuk menjadi seorang penuntut ilmu. Kegagalan pun pernah dialaminya ketika mengikuti ujian untuk menjadi seorang dokter spesialis. Namun justru kesulitan dan kegagalan itu yang menempa mentalnya. Ia teguh menegakkan niatnya, berjuang sebagai petualang ilmu, untuk mencapai impiannya. Kesuksesan DR Eka menjadi bukti nyata yang membantah keraguan masyarakat dan keraguan dunia atas kemajuan dunia medis di Indonesia.