7. Pondok Pesantren Daar El Qolam Banten
Berikutnya adalah Pondok Pesantren Daar El Qolam. Pesantren modern ini berdiri pada 20 Januari 1968. Pesantren ini merupakan gagasan dari Haji Qasad Mansyur dan diteruskan oleh Drs. K.H. Ahmad Rifai Arief.
Setelah K.H. Ahmad Rifa’i Arief meninggal pada tanggal 15 Juni 1997, pesantren ini diteruskan oleh K.H. Drs. Ahmad Syahiduddin, K.H. Adrian Mafatihullah Karim dan Hj. Enah Huwaenah.
Istilah “pesantren modern” sendiri mengacu pada pesantren yang tidak hanya menawarkan kelas-kelas berdasarkan kitab-kitab klasik, tetapi lebih dari sebuah tempat pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan agama maupun pendidikan umum dengan pendekatan metode pengajaran yang modern.
Dalam sebuah catatan sejarahnya, proses pendidikan dan pengajaran di Daar el-Qolam dimulai dengan 22 santri yang berasal dari keluarga, kerabat dan masyarakat sekitar.
Kini, setelah lebih dari 50 tahun perjalanan, Daar el-Qolam telah menjadi lembaga pendidikan modern dengan model pesantren besar dengan lebih dari 370 guru dan sekitar 5000 santri dari seluruh Indonesia.
6. Pondok Pesantren Tebuireng Jombang
Selanjutnya ada Pondok Pesantren Tebuireng. Pesantren ini didirikan oleh salah seorang Muasiss Nahdlotul Ulama yaitu Hadhrotussyekh KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1899.
Ia mendirikannya sepulang dari studi keliling di berbagai lembaga pendidikan terkemuka di tanah Mekkah, untuk mengamalkan ilmu yang dimilikinya.
Sistem pengajaran pesantren ini yang pertama adalah metode sorogan (siswa membacakan mata pelajaran kitab kuningnya di depan guru) dan metode wethon atau bandongan (kyai membaca kitab dan siswa menafsirkannya).
Tidak semua bentuk pendidikan dibedakan berdasarkan tingkat kelas. Peningkatan pencapaian akademik ditunjukkan dengan siswa menyisipkan kitab yang telah khatam (selesai) yang dipelajari. Materi khusus berkisar pada pengetahuan tentang agama Islam, ilmu Syari’at dan bahasa Arab.
Kini pesantren ini memiliki beberapa satuan pendidikan seperti Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Universitas Hasyim Asy’ari (UNHASY, sekarang IKAHA).