Kalau ibuku masuk siang sampai malam hari, ayah jugalah yang mengurusi keperluanku dan kakakku. Kadang-kadang ayahku tidak menghadiri undangan karena harus membimbing kami belajar. Ah, pokoknya aku merasa repot karena profesi ibuku sebagai perawat yang harus bekerja malam hari juga. Namun demikian, aku kadang juga merasa kasihan kalau ibu harus bekerja malam hari. Pastilah ibu tidak tidur semalaman karena tanggung jawabnya terhadap pasien.
Sesuai kesepakatan kami, sore ini aku dan teman-temanku akan mewawancarai ibuku. Hari ini kebetulan ibuku dinas pagi. Pukul 14.00 ibuku sudah pulang.
Sekitar pukul 16.00 teman-temanku sudah berkumpul di rumahku. Kami duduk di ruang tamu. Ibuku telah menyediakan hidangan buat kami. Sepulang dari kantor tadi ibu membuat makanan kecil untuk kami. Kali ini aku angkat jempol untuk ibuku.
”Nah, anak-anak, yang kalian ingin tahu dari pekerjaan ibu?” demikian kata ibu mengawali perbincangan kami.
”Sebetulnya, siapa yang disebut perawat itu, Bu?” tanya Hendra kepada ibu.
”Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki melalui pendidikan keperawatan.”
”Apa tugas perawat, Bu?” tanya Tita.
”Dalam pekerjaan sehari-harinya perawat merupakan fungsi kerja di bidang kesehatan yang bertugas memberikan pelayanan keperawatan dan bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, dan pelayanan bagi penderita yang sakit. Ada sepuluh tugas pokok perawat. Semua tugas tersebut untuk kepentingan merawat pasien.
Nah, ini yang penting. Dalam menjalankan tugas, seorang perawat dibantu oleh asisten perawat. Tugasnya menjaga pasien, misalnya menjaga kebersihan pasien, memandikan pasien dan membersihkan ruang pasien. Asisten perawat juga merawat pasien, memberi obat kepada pasien, menjaga kesehatan pasien, dan memberikan motivasi serta perhatian kepada pasien.
”Bagaimana perawat atau asisten perawat mengetahui keinginan atau kebutuhan pasiennya, Bu?” kali ini aku yang bertanya kepada ibuku.
”Kami harus dapat menjalin komunikasi dengan pasien, baik pasien itu anak-anak, remaja, ataupun orang tua. Kami harus dapat memahami ’bahasa’ mereka.”
”Berarti setiap saat harus siap menghadapi keadaan pasien ya, Bu?” Oki bertanya.
”Tentu. Maka dari itu, kami harus berjaga-jaga 24 jam penuh. Kami harus selalu mengetahui kondisi setiap pasien yang menjadi tanggung jawab kami. Kami tidak ingin kecolongan, karena apabila kami lengah, ada pasien yang tidak tertangani. Terutama pada malam hari, kami harus benar-benar berjaga. Kadang-kadang ada pasien yang membutuhkan pertolongan pada tengah malam. Sering juga pasien datang pada tengah malam. Nah, makanya kami harus selalu siap,” jelas ibuku.