HALO BELAJAR – Simak di bawah ini kunci jawaban Tema 6 Kelas 4 SD/MI halaman 75, 76, 78, 79, 80, dan 82, Pembelajaran 2.
Pembelajaran 2 yang mulai dari halaman 73 sampai 83, merupakan materi Subtema 2 Hebatnya Cita-Citaku, Tema 6 Cita-Citaku.
Buku Tema 6 Kelas 4 yang dibahas di bawah ini merupakan Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017.
Kunci jawaban Tema 6 Kelas 4 di bawah ini diharapkan dapat membantu orang tua dan guru dalam mengoreksi jawaban siswa.
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 Halaman 84 86 90 91, Subtema 2 Pembelajaran 3
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 Halaman 63 65 66 70, Subtema 2 Pembelajaran 1
Ayo Mengamati
Siapakah di antaramu yang ingin menjadi pekerja seni? Pekerja seni adalah orang yang memiliki bakat dan kemampuan tertentu yang bekerja di berbagai bidang kesenian.
Para penari, pelukis, animator, sutradara, dan pesulap merupakan beberapa contoh pekerja seni. Para pekerja seni ini bekerja untuk membuat orang lain merasa senang dan semakin menghargai keindahan di sekitarnya.
Jika kamu harus memilih, pekerja seni manakah yang paling kamu sukai? Mengapa? Keterampilan dan pengetahuan apa saja yang harus dimiliki? Kehebatan apa saja yang kalian ketahui dari para pekerja seni?
Tuliskan pendapatmu pada secarik kertas kecil, lalu tukarkan dengan teman sebangkumu. Berdiskusilah tentang pendapat kalian masing-masing!
Ayo Membaca
Kisah Seorang Penari Gandrung Banyuwangi
Seorang ibu bernama Supinah, mengisahkan perjalanan hidupnya sebagai seorang penari Gandrung. Tari Gandrung berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur yang sudah ada sejak zaman penjajahan kolonial Belanda.
Tari Gandrung merupakan tari penyampai pesan untuk para pejuang yang bergerilya pada Perang Puputan Bayu tahun 1771. Oleh karenanya, pada awalnya penari Gandrung adalah laki-laki. Pada tahun 1895 mulai muncul generasi penari gandrung wanita.
Ibu Supinah mulai menjadi penari Gandrung pada usia 14 tahun, yaitu sejak tahun 1979. Ibu Supinah belajar pada sebuah kelompok Tari Gandrung yang dipimpin oleh Akidah, yaitu Gandrung Akidah.
Di sana Bu Supinah belajar dengan rajin sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, diperkenankan menari di pentas. Saat itu, Ibu Supinah sering tampil di pentas untuk acara-acara tertentu seperti undangan atau perkawinan yang biasa digelar di masyarakat Banyuwangi.
Ibu Supinah tidak pernah menyesali keputusannya untuk menjadi seorang penari Gandrung. Ibu Supinah bangga karena tari Gandrung melambangkan kesuburan. Ibu Supinah bahkan pernah diundang menari ke mancanegara, seperti Amerika, Korea, dan Cina.