HALO BELAJAR – Kunci Jawaban Kelas 5 SD/MI berikut merupakan pembahasan yang bisa adik-adik jadikan pedoman untuk materi pembelajaran 6 halaman 43 sampai 51.
Materi yang dibahas antara lain ‘mengidentifikasi keragaman sosial budaya dalam masyarakat dari bacaan’, ‘berdiskusi untuk mengidentifikasi peristiwa pada bacaan’, ‘menyanyikan lagu “Syukur” yang bertangga nada minor’, ‘melakukan kegiatan pengamatan untuk menjelaskan pengertian tangga nada minor’.
Materi tersebut terdapat pada Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017. Tema 8 dengan judul Lingkungan Sahabat Kita, Subtema 1 Manusia dan Lingkungan.
Kunci jawaban ini merupakan pembahasan dari soal yang terdapat pada halaman 44, 45, 47, 49, 50, dan 51. Dengan demikian, pembahasan ini diharapkan dapat membantu orang tua dan guru dalam mengoreksi jawaban siswa.
Baca juga:Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD Halaman 55 56 57 58, Subtema 2 Pembelajaran 1
Baca juga:Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD Halaman 36 37 38 39 40 41 42, Subtema 1 Pembelajaran 5
Ayo Membaca
Belajar Toleransi dari Permainan Tradisional Anak
Pada hari Minggu, 11 Desember 2016 digelar acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah. Acara ini biasa digelar setiap tahun. Tujuan digelarnya acara ini adalah supaya anak Indonesia mengenal keragaman lingkungan dan kebudayaannya.
Saat ini anak-anak dibanjiri dengan permainan digital melalui alat-alat elektronika. Dengan permainan digital itu anak merasa tidak perlu bermain dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, permainan tradisional menjadi jurus ampuh agar anak-anak kembali kepada nilai-nilai kebersamaan. Hal tersebut setidaknya diutarakan Zaini Alif dari Komunitas Hong saat di acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia.
Zaini Alif mengatakan, “Permainan tradisional itu aset budaya bangsa yang sekarang mulai ditinggalkan, karena munculnya gadget. Kita tidak antipati pada gadget, tapi bagaimana menyeimbangkan gadget dengan permainan tradisional, karena permainan tradisional mengajarkan nilai, etika, dan identitas budaya bangsa.”
“Banyak permainan tradisional di Indonesia yang tidak hanya menyajikan keseruan, tapi juga kaya nilai-nilai. Misalnya di Jawa ada permainan dingklik oglak aglik, di Sunda ada perepet jengkol, dan sebagainya. Keragaman itu mengajarkan bagaimana kita toleran atas perbedaan. Jadi perbedaan bukan menjadi sesuatu yang harus diperdebatkan, justru itu bisa menjadi suatu keunggulan,” kata Zaini.
Anak-anak zaman sekarang merupakan generasi emas para pemimpin bangsa di era 100 tahun Indonesia. Kita mengharapkan tiga puluh tahun lagi generasi ini adalah generasi yang dapat mengenali keragaman bangsa, bertoleransi, serta menjaga dan melestarikan kebudayaan.