Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD Halaman 16 17 23 26 27 28, Subtema 1 Pembelajaran 3

Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD Halaman 16 17 23 26 27 28, Subtema 1 Pembelajaran 3
Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD Halaman 16 17 23 26 27 28, Subtema 1 Pembelajaran 3

HALO BELAJAR – Kunci jawaban Tema 8 Kelas 5 SD/MI di bawah ini diharapkan dapat membantu orang tua dan guru dalam mengoreksi jawaban siswa.

Tema 8 berjudul Lingkungan Sahabat Kita, Subtema 1 berjudul Manusia dan Lingkungan, Pembelajaran 3 dimulai dari halaman 15 sampai 28.

Pada pembelajaran 3 ini, materi yang dibahas antara lain ‘berdiskusi untuk mengidentifikasi peristiwa pada bacaan’, ‘melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi keragaman sosial budaya masyarakat Indonesia’, ‘bermain peran untuk menunjukkan sikap toleransi yang dapat dilakukan dalam keragaman sosial budaya di Indonesia’, ‘mengerjakan tugas kelompok mengidentifikasi kosakata bahasa daerah, keunikan pakaian adat, dan judul lagu-lagu daerah’, ‘mengamati lingkungan sekitar untuk mengidentfikasi jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi masyarakat Indonesia’.

Bacaan Lainnya

Materi merujuk pada Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017, halaman 16, 17, 23, 26, 27, dan 28.

Berikut penjabaran kunci jawaban Tema 8, Subtema 1, Pembelajaran 3 untuk adik-adik Kelas 5 SD/MI.

Baca juga:Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD Halaman 31 32 33 34, Subtema 1 Pembelajaran 4
Baca juga:Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD Halaman 8 10 13 14, Subtema 1 Pembelajaran 2

Ada beragam budaya di Indonesia. Keragaman budaya terjadi di antaranya karena masyarakat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

Ada sebuah daerah yang memiliki keunikan budaya berupa rumah betang. Di daerah manakah itu? Ayo kita cari tahu.

Ayo Membaca

Rumah Betang Uluk Palin

Rumah betang (rumah panjang) uluk palin terletak di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Rumah betang ini berukuran panjang 268 meter, tinggi 5-6 meter, dan memiliki 53 bilik rumah. Menurut data pada tahun 2007, rumah betang uluk palin dihuni lebih dari 500 jiwa yang terdiri atas sekitar 130 kepala keluarga. Tidak diketahui persis pada tahun berapa rumah betang ini pertama kali dibangun. Namun, diperkirakan rumah ini pertama kali didirikan oleh komunitas Tamambaloh Apalin pada tahun 1800-an. Kemudian, rumah betang ini pernah diperbaiki pada 1940-an karena kebakaran. Rumah betang ini juga telah tiga kali berpindah lokasi karena menyesuaikan dengan perubahan alur Sungai Uluk dan Sungai Nyabau akibat erosi.

Dalam tradisi Dayak, rumah betang—dan hutan—adalah pusat sekaligus bagian terpenting semesta kehidupan. Seperti jika kita mengucapkan kata “kampung”, “pulang”, “rumah”; rumah betanglah yang diingat oleh masyarakat Dayak. Bagi mereka, rumah betang juga merupakan pemersatu. Di sanalah mereka berkerabat dan bertradisi. Di rumah betanglah tradisi Dayak terpelihara. Rumah betang adalah kekayaan budaya Indonesia.

Pos terkait