HALO BELAJAR– Berikut disajikan kunci jawaban Bacaan 3, Bagian Literasi untuk Kelas 5 SD/MI. Adik-adik dapat menggunakan kunci jawaban ini sebagai pedoman dalam belajar. Orang tua dan guru juga dapat menjadikan kunci jawaban ini pedoman dalam mengoreksi jawaban siswa.
Kunci jawaban berdasarkan pada Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2017, bacaan 3 yang berada pada halaman 151 sampai 153.
Materi pada bacaan 3 ini meliputi ‘Ibuku Seorang Perawat’.
Nah, mari kita simak bersama kunci jawaban Tema 8 Kelas 5 Halaman 151, 152, dan 153 berikut!
Baca juga:Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD Halaman 154 155 156, Literasi, Bacaan 4
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 SD Halaman 148 149 150, Literasi, Bacaan 2
Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 Halaman 151 152 153
Bacaan 3
Ibuku Seorang Perawat
Hari ini Bu Lina memberi tugas kepada kami. Secara berkelompok kami disuruh membuat laporan tentang profesi atau pekerjaan seseorang. Kami boleh memilih profesi apa pun sebagai bahan laporan.
Setelah mendapat tugas itu aku, Oki, Hendra, dan Tita membuat rencana.
”Kita pilih profesi apa, teman-teman untuk membuat laporan?” tanyaku kepada teman-teman.
”Biar gampang kita wawancarai saja orang tua kita. Profesi orang tua kita beda-beda kan?” jawab Oki memberi usul.
Kami pun lalu mengutarakan profesi orang tua masing-masing. Ayah dan ibu Oki bekerja sebagai guru. Ayah Hendra pemilik toko bangunan, sedangkan ibunya tidak bekerja. Ibu Hendra adalah ibu rumah tangga. Sementara itu, ayah Tita bekerja sebagai akuntan di salah satu perusahaan swasta di kota kami. Ibu Tita bekerja sebagai sekretaris di kantor notaris. Sementara itu, ayahku bekerja sebagai pegawai negeri di kantor Pemda. Ibuku bekerja sebagai perawat di rumah sakit daerah di kotaku.
”Nah, sebaiknya kita wawancarai ibumu saja, Lis,” usul Oki.
”Mengapa ibuku?” tanyaku kepada Oki.
”Dari semua pekerjaan orang tua kita, profesi ibumu paling menarik. Bukan begitu, teman-teman?”
”Ya, betul. Aku setuju dengan pendapat Oki,” kata Hendra, ”kita wawancari ibumu saja, Lisa,” lanjutnya.
”Aku juga setuju!” kali ini Tita yang berbicara.
Dikeroyok tiga temanku, aku tidak dapat mengelak. Dalam hati, aku heran sebetulnya atas keinginan teman-teman ingin mewawancarai ibuku. Aku merasa pekerjaan ibuku biasa-biasa saja. Malahan, kami, anak-anaknya sering dibuat repot karena pekerjaan ibu. Bayangkan saja, jam kerja ibuku tidak sama dengan pekerja lainnya. Ibuku sering bekerja malam hari. Ibu berangkat malam hari dan pulang pagi hari. Saat aku mau berangkat ke sekolah ayahkulah yang mengurusi keperluanku dan kakakku. Kalau sudah seperti itu aku jadi merasa kasihan dengan ayahku.