Siti dan Lani datang berkunjung ke rumah Dayu. Ketika itu, Dayu sedang membantu ibunya membuat sesaji. Sesaji tersebut akan dipasang di beberapa sudut rumah Dayu. Sesaji yang dibuat Dayu dan ibunya terdiri atas beberapa jenis bunga. Sesaji tersebut diletakkan di dalam wadah yang terbuat dari janur. Ibu Dayu begitu terampil merangkai sesaji, demikian juga Dayu. Rupanya, Dayu sudah terbiasa membantu ibunya menyiapkan sesaji.
“Hai, Dayu. Kamu kelihatannya terampil sekali membuat sesaji itu,” kata Lani. Dayu pun tersenyum.
“Ibu yang mengajariku. Setiap hari, kami membuat sesaji. Mungkin karena aku sudah terbiasa, jadi terlihat terampil oleh kalian,” jawab Dayu.
Siti yang sedari tadi tak henti melihat kegiatan membuat sesaji itu, akhirnya tidak tahan untuk bertanya kepada Dayu.
“Bolehkah aku tahu, mengapa kamu membuat sesaji setiap hari, Dayu?” tanya Siti.
“Bagi kami, masyarakat beragama Hindu, pada saat memulai hari, kami berdoa dengan diiringi sesaji bunga. Sesaji ini diperuntukkan bagi para dewa, sebagai ucapan syukur dan memohon perlindungan,” jawab Dayu bersungguh-sungguh. “Tentu kalian juga punya cara sendiri untuk mengucap syukur dan memohon perlindungan, bukan?” kata Dayu sambil tersenyum.
“Iya, Dayu. Kami mempunyai cara yang berbeda memang. Tetapi, ternyata tujuannya sama, ya?” seru Siti riang.
Kunci Jawaban Halaman 120 dan 121
Ayo Membaca
Masyarakat Indonesia yang sangat beragam tidak pernah menghalangi mereka untuk tetap bersatu dalam kehidupan masyarakat. Berbagai kegiatan kemasyarakatan dilakukan bersama lintas suku, budaya, dan agama. Masyarakat Indonesia memang masyarakat yang terbuka dan senang membantu. Bacalah dengan saksama artikel berikut ini. Lalu, diskusikanlah beberapa hal yang berhubungan dengan isi artikel bersama dengan teman sebangkumu.
Masyarakat Bali yang Bersatu
Banyak bangsa mengagumi ke-hidupan masyarakat Indonesia yang sangat beragam, tetapi dapat hidup berdampingan dengan damai. Banyaknya pulau mencerminkan juga banyaknya kehidupan sosial dan budaya yang ada. Setiap suku yang yang hidup di suatu daerah mempunyai kehidupan sosial dan budaya yang khas dan unik. Belum lagi banyaknya bahasa yang digunakan oleh masyarakat tersebut. Akan tetapi ternyata, perbedaan itu justru menjadi kekuatan dan kekayaan bangsa Indonesia. Perbedaan tersebut justru mempererat masyarakat untuk tetap berada dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sejarah telah menunjukkan betapa terbukanya masyarakat Indonesia terhadap masyarakat lain yang berbeda. Salah satu masyarakat yang terbuka adalah masyarakat Bali. Pada sekitar abad ke-16, Bali diperintah oleh Raja Dalem Waturenggong (1480 – 1550). Saat itu Raja bersama dengan rombongan mengadakan kunjungan ke Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Sekembalinya dari kunjungan tersebut, Raja diantar oleh sekitar 40 prajurit Kerajaan Majapahit yang beragama Islam, hingga sampai kembali di Pulau Bali. Ketika kepemimpinan Raja Dalem Waturenggong, semua prajurit yang beragama Islam tersebut diizinkan tinggal dan menetap di Bali yang penduduknya beragama Hindu. Sejak saat itulah, terbentuk komunitas Islam di Bali. Mereka pun mendirikan sebuah masjid yang dipercaya sebagai masjid pertama di Bali. Masjid itu diberi nama Masjid Gelgel.