Benih padi siap ditanam. Biasanya para petani menanam padi dengan cara gotong-royong. Mereka bersama-sama orang sekitarnya menanam padi bersama-sama. Pada kegiatan ini terjadi interaksi antara manusia dengan manusia.
Setelah padi mulai tumbuh petani menyiangi rumput yang ada di sawah supaya padinya tumbuh dengan baik. Mereka menggunakan alat khusus, namun ada juga yang menyiangi rumput secara manual, yaitu menggunaan tangan tanpa alat khusus.
Setelah disiangi petani juga memberi pupuk pada tanaman padinya. Pupuk akan membantu pertumbuhan padi dengan baik. Selain dipupuk, padi juga perlu disemprot dengan pestisida untuk menghilangkan hama.
Ketika semua ikhtiar telah dilakukan, petani menunggu datangnya masa panen. Penungguan ini bukan masa berpangku tangan, tetapi mereka secara rutin masih menyiangi rumput, mengairi sawah, hingga menunggui sawahnya agar tidak didekati burung-burung jahil.
Setelah padi siap dipanen petani memanen padi. Ada yang melakukan kegiatan panen menggunakan sebuah alat khusus yang terbuat dari kayu. Namun ada pula petani yang sudah menggunakan peralatan panen yang menggunakan mesin.
Padi yang sudah dirontokkan kemudian dimasukan ke dalam karung-karung untuk dibawa pulang ke rumah. Pada lahan yang sulit dijangkau kendaraan petani biasanya memikul padi tersebut hingga sampai ke tempat yang dapat dijangkau oleh kendaraan.
Ketika padi sampai di rumah ada kegiatan lain yang harus dilakukan para petani, yaitu menjemur padi. Padi dihamparkan pada kain terpal yang sudah digelar. Padi diratakan agar mendapat panas yang merata. Setiap beberapa jam padi juga harus dibolak balik agar kering merata. Penjemuran padi dilakukan selama dua hari jika matahari bersinar sepanjang hari. Namun jika cuaca mendung penjemuran bisa saja lebih dari tiga hari.
Padi yang sudah kering kembali dimasukan ke dalam karung-karung agar mudah dipindahkan. Padai-padi tersebut biasanya akan disimpan untuk persediaan sampai musim panen yang akan datang. Namun bagi petani yang memiliki hasil panen yang banyak biasanya akan menjualnya kepada tengkulak. Di dini terjadi iteraksi sosial antara petani dan tengkulak.
Biasanya para tengkulak akan membeli padi para petani kemudian akan menjualnya kembali ke pemiliki penggilingan padi. Setelah padi digiling menjadi beras, pemilik penggilingan akan menjual beras tersebut ke pedagang grosir berskala besar yang memiliki gudang penyimpanan. Tengkulak dan pemiliki penggilingan padi berperan sebagai ditributor.
Kemudian pedagang grosir berskala besar ini akan kembali menjual beras tersebut kepada pedagang di pasar. Nah disinilah perjalanan padi semakin dekat dengan meja makan. Ketika ibu kita membeli beras di pasar dan kemudian memasaknya menjadi sepiring nasi yang tersedia di meja makan. Sangat panjang ternyata perjalanan padi dari sawah hingga ke meja makan.